Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Opini: DIA Yang Namanya Tak Boleh Disebut

Gambar
"TAPI jangan salah, jabatan lebih mengubah banyak hal. Terkadang membuat sebagian orang lupa siapa orang yang menjadikannya seperti saat ini". **** Di langit, di atas balai bambu beratap rumbia, Voldemort melancarkan pesan di atas. Pesan itu lalu menggema keluar dari pesantrennya Kemenkumham, hingga menyelinap di rongga telinga Danny Pomanto setiap berpidato di lorong-lorong kota yang sempit dan terang. Waktu itu, petang baru saja bermula. Langit merah saga berangsur pekat di ufuk barat, melatar siluet kubah Mal Ratu Indah. Mengenakan sarung tenun Pelekat khas Lombok, Danny muncul dengan senyum yang lapang, tapi tatapan matanya berat. –Saya yakin, Danny Pomanto ingin bercerita, tentang sesuatu yang mengobati. “Pak Maqbul, adakah tanda-tanda pengkhianat di wajahku ini?” Malam itu, saya terlanjur tidak bergairah untuk bicara, apalagi menjawab. Menghadapi Danny Pomanto malam itu, seperti menelisik sebuah buku diari, yang proaktif dan terus bertutur. Danny seakan meletakkan saya ...