Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Hawa Nafsu

Gambar
SUATU petikan pesan-pesan bijak dari Khalifah Islam ke4 Ali Bin Abi Thalib RA menjadi favorit saya hari ini. Ali RA berpesan, “Kekayaan adalah sumber hawa nafsu.” Saudara dekat dari kekayaan adalah kekuasaan, jabatan, tanah (wilayah) dan harta. Hawa nafsu adalah juga suatu keduniawian. Hawa nafsu adalah energi yang menggerakkan dan mendobrak. Jika hawa nafsu adalah suatu program yang bergerak, meka kegiatannya adalah penaklukan, pendudukan, penyerangan, perampasan, perluasan. Jika hawa nafsu adalah suatu ruang, maka inilah ruang yang paling luas yang pernah ada. Ruangan hawa nafsu tidak berbatas, tidak pula terbatas. Meski begitu, Hawa nafsu terus meluas, diperluas, dan memperluas. Membesar dan diperbesar. Bertambah dan ditambah. Jika hawa nafsu adalah energi yang harus ditundukkan oleh agama, mungkin inilah yang dimaksudkan Bruder William dari Baskerville. William adalah pensiunan inkusitor The Name of Rose (Il nome della rosa), tokoh sentral dalam memoar seorang novis ...

Saya Beriklan, karena itu Saya Ada

Gambar
Sumber Gambar: http://www.lensaindonesia.com/ Tekanan yang paling sulit dan berat dialami oleh orang-orang yang tidak ikhlas adalah ketika kebaikan dan kesalehan dirinya tidak diketahui orang lain. Mereka telah kerahkan seluruh daya dan tenaganya untuk berbuat kebaikan. Mereka juga menunda kesenangan diri mereka agar terlihat saleh dan alim. Pada saat yang sama, orang banyak ternyata tidak mengetahuinya. “Orang banyak” ini dapat diistilahkan dengan kata “publik”. Istilah populernya dalam Bahasa Indonesia adalah “masyarakat”. Di sini letak krusialnya, kerap masyarakat tidak mengetahui perbuatan baik itu siapa gerangan. Orang-orang yang berbuat baik ini pun tergiring ke situasi dimana mereka berada di bawah tekanan jiwa. Mereka mengalami stres, keadaaan jiwa yang tidak normal. Kita contohkan saja Petta Congkang, nama rekaan untuk cerita ini. Pada tingkatan yang lebih gila, Petta Congkang yang stres ini bisa saja lantang menyalahkan publik. Menyalahkan masyarakat. K...

Korban Partai

Gambar
sumber: Kompas.com Suatu pagi di pangkal Mei 2015, saya menyertai seorang birokrat senior memenuhi panggilan salah satu partai politik (parpol) di Kota Makassar. Hari masih pagi, jalan AP Pettarani masih lengang. Sekretariat parpol tingkat provinsi yang dituju juga belum “bangun”. Dalam cerita ini, saya memberi nama birokrat ini dengan nama “Petta”. Petta ini, seperti juga figur-figur lain yang hendak menjadi calon kepala daerah, saya memberinya gelar “ calon korban ”. Kenapa korban? Ikut saja cerita ini, akan terjawab mengapa mereka lebih awal saya menyebutnya calon korban . Petta ini hendak menjalani ritual pemaparan visi-misi atas rencananya menjadi calon kepala daerah pada Pilkada Serentak tahun 2015 ini. Pencoblosannya pada Desember 2015. Sementara Pencalonan pada akhir Juli 2015.  Bentangan waktu masih lama dari Mei ke Juli, dari Mei ke Desember. Masih bisa wafat beberapa kali sebelum mendaftar jadi calon di kantor KPU kabupaten pada akhir Juli. Konon, miri...

Uang Setan dan Uang Iblis

Gambar
From: http://images.rapgenius.com Seorang pemilik kedai kopi di Kota Makassar bernama Rudy, bertanya kepada saya tadi siang sembari saya menyeruput secangkir kopi. Dari tatapan matanya, saya tahu ia ingin bertanya tentang pemilihan kepala daerah (Pilkada). Dia katakan bahwa seorang calon gubernur di Indonesia harus siap-siap dengan uang sejumlah paling kurang Rp 200 milyar jika ingin ikut bertarung dalam pemilihan kepala daerah. Rudy juga menyebutkan bahwa untuk calon bupati, harus menyiapkan duit paling kurang Rp 50 milyar. Itulah yang ingin Rudy konfirmasi kepada saya, apakah itu betul? Saya jawab bahwa itu betul. Betul 150 persen. Rudy tiba-tiba berpikir membandingkan uang sebanyak itu jika ia menggunakannya untuk menjalankan “bisnis halal”. Lalu saya meluruskan pikiran Rudy yang komparatif itu. Pilkada adalah suatu arena dimana “uang iblis” dan “uang setan” saling mengintai dan mengintimidasi. Iblis memakan “uang setan” dan setan memangsa “uang iblis”. Pilk...

Yasril Ananta Baharuddin? Itu Merek Celana Jeans Ya

Gambar
MAKASSAR, RAKYATSULSEL.COM  – Penolakan terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Golkar Sulsel, Yasril Ananta Baharuddin terus disuarakan. Ada berbagai macam lelucon dan sindiran yang dialamatkan kepada kubu Agung Laksono oleh elite DPD Partai Golkar Sulsel. Misalnya Maqbul Halim. Wakil Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulsel ini mengaku tidak mengenal Yasril, pengganti Syahrul Yasin Limpo (SYL). “Yasril Ananta Bahruddin? Itu merek celana jeans, ya!!!!,” tulis @maqbulhalim dalam akun twitternya, Minggu (12/4). Cuitan Maqbul ini memang beralasan. Sosok Yasril bisa dikata “orang asing” di Golkar Sulsel. Disebutkan Maqbul, kalau mandat dikeluarkan oleh penipu, kata dia, biasanya ditujukan kepada penipu juga. Hasil tipuan mereka akan bernasib buruk. “Perampok, pencuri, penodong, pencopet, semuanya pasti tidak peduli pada hukum. Contoh, mandat pelaksana tugas itu,” cuit Maqbul. Mantan komisioner KPU Makassar ini pun menganalogikan jika barisan Munas Ancol mengira-ngira sedang memba...

Pengusaha yang Diusahakan

Gambar
Dalam sebulan ini, saya telah mencoba untuk membangun ruang yang terpisah dari ruang reguler yang selama ini saya tekuni. Meski ini bukan hal yang baru, tetapi setidaknya ini adalah momentum. Ruang yang saat ini tengah saya susun bukan hal baru. Saya pernah merintis langkah enterpreneur bersama teman-teman awal tahun 2000an. Tidak membuahkan hasil. Meski digerakkan lebih dari satu orang, dan seorang di antaranya adalah kontraktor senior, tetap saja usaha itu tidak bisa ditegakkan secara sehat. Pada akhirnya, usaha itu bubar tanpa pernah disadari dan tanpa diketahui.  Saya juga pernah merintis usaha dengan beberapa kawan, bergerak di bidang pendidikan, yakni pengadaan alat peraga pendidikan. Usaha yang kami rintis 2001 ini berjalan sebagai laiknya usaha ukuran kecil. Rupanya, saya tidak bisa bertahan dalam usaha ini, dan yang bertahan adalah teman-teman yang memang menyiapkan diri untuk menekuni. Saban hari tahun 2009, saya juga merintis usaha bersama dengan empat rekan lainnya. Ben...