Pilih Prabowo-Hatta Karena Itu Mauku

Jika saya orang Sulsel, atau saya orang Bugis-Makassar, haruskah saya pilih orang Bugis-Makassar pada Pilpres 2014 ini? Tentu tidak harus. Kenapa tentu tidak? Karena saya sudah pernah mendapatkan pendidikan formal dan informal. Saya pernah dididik di SD, SMP, SMU/SMA, dan perguruan tinggi. 

Sepanjang masa itu, horison berpikir saya melebar seluas-luasnya. Tidak sempit. Tidak picik. Intelektualitas saya kuat, sehingga tidak tunduk pada mental-mental yang kedaerahan. Mental primordial, suatu kondisi yang segala urusan berangkat dan demi rasa kedaerahan. Horison berpikir seperti itu menjadi sempit, sesempit daerah asal, sesempit segala hal yang ada di dalamnya. 

Jika saya bermental primordial seperti itu, untuk apa saya menyusahkan orang tua saya menyekolahkan diriku hingga di perguruan tinggi? Saya sudah banyak tertawa melihat orang-orang sekolahan yang sarjana, doktor, master, profesor di Sulawesi Selatan, tapi bermental primordial. 

Contoh yang paling lugu adalah Forum Dosen di Makassar yang tidak ragu bertindak primordial dalam Pilpres 2014 kali ini. Mereka-mereka itu butuh peristiwa yang mungkin disebut Revolusi Mental. 

Lima tahun silam, saat Pilpres 2009, Saya sangat primordial menentukan pilihan capres. Saya pilih Jusuf Kalla yang berpasangan dengan Wiranto. Itu masa kelam dan memalukan dalam jejak-jejak intelektualitasku. Sekarang, saya kembali sadari betapa pentingnya orang-orang bersekolah dan kemudian terdidik. Hasil, mental primordial itu berkurang drastis. 

Makassar, 12 Juni 2014

 

Komentar

Populer

Lintasan Politik MAQBUL HALIM

Trend Positif Ekstrim Andi SETO Bakal Kubur Impian MULIA

Obral-Kata: Kotak-kotak di Pilgub Sulsel 2024

Melintasi Mimbar Bebas

Majalah Dinding BOM-GER

Sengketa di Layout Tempelan

Prediksi Choel-Cuya Persis Sama Hasil Undian KPU Makassar: SEHATI dan MULIA