Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2009

Militansi Gerakan Mahasiswa

Gambar
INDONESIA KITA-SULAWESI SELATAN (4) Kompas CETAK Jumat, 27 Maret 2009 Malam makin larut di kawasan Rappocini, Makassar. Namun, rumah panggung berlantai kayu di kawasan bekas rawa itu masih ramai oleh para aktivis mahasiswa yang siang tadi baru saja gagal menghadang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang datang ke Makassar untuk meresmikan sejumlah proyek pembangunan. Sidik pramono/aryo wisanggeni gentong Hari itu mereka hanya berhasil ”membersihkan” Jalan Andi Pangerang Pettarani dari spanduk- spanduk calon anggota legislatif. Suasana pertemuan khas gerakan mahasiswa: perdebatan yang ditemani kepulan asap rokok dan kopi. Sang pemilik rumah berikut keluarganya tampak beraktivitas seperti biasa, membiarkan rapat evaluasi terus berjalan di ruang keluarga mereka. ”Sudah lama anak-anak itu biasa rapat di sini,” kata Dg Musu, bapak tujuh anak sang pemilik rumah. ”Mereka bisa pakai kapan saja.” Sekalipun dengan pilihan isu yang berbeda, gemuruh hati para mahasiswa rasanya tidak jauh berbeda d...

Anggota Dewan Jual Emailnya

Makassar, 14 Maret 2009 Seorang anggota Dewan, kita beri nama DOG CRAZY, terlibat perbincangan hangat dengan seorang peneliti dari suatu universitas. Perbincangan informal itu berlangsung pada sebuah seminar yang dihadiri banyak orang. Perbincangan itu sendiri berlangsung setelah seminar usai dan peserta lain beranjak bubar. Rupanya, waktu untuk berbincang tidaklah terlalu lama. Padahal, sang peneliti ini terlanjur tertarik berbicang dengan Mr. Dog Crazy tersebut. Sang peneliti berharap dapat melanjutkan perbincangan itu dengan cara lain. Sang Peneliti pun menawarkan melanjutkan perbincangan itu di lain waktu dan Mr. Dog Crazy pun setuju. Lalu, sang peneliti pun menyanyakan alamat email Mr. Dog Crazy. "Mr. Crazy, bolehkah saya minta email bapak?" tanya sang peneliti. Mr. Dog Crazy langsung menjawab dalam sekejap, meski sebenarnya ia tidak memahami pertanyaan itu. Makanya, tetap ada sikap gugup terselip ketika ia menjawab. "Oh, aduh, bagaimana ya! Dulu saya punya email. T...

BRIDGE Course

Gambar
Peserta Kursus BRIDGE yang diselenggarakan oleh NAM-CSSTC, International IDEA, dan Deplu RI di hotel The ACACIA, Matraman Jakarta, 11 - 13 Maret 2009. ------------------------------------

KPI: Pilih Perempuan Potensial

09 Mar 2009, 11 x , Komentar) MAKASSAR -- Peluang untuk terpilihnya lebih banyak perempuan di parlemen terbuka lebar pada Pemilu Legislatif 2009. Hal itu bisa terwujud jika perempuan yang jumlahnya mayoritas memilih caleg perempuan potensial.Sekira seratusan aktivis perempuan di Makassar menyerukan hal ini, Minggu, 8 Maret. Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) itu berunjuk rasa di depan rumah jabatan gubernur, sore kemarin. Aksi yang dilakukan dalam rangka peringatan Hari Perempuan Sedunia itu cukup mendapat perhatian dari masyarakat. Aktivis perempuan itu berharap agenda yang mereka bawa bisa menjadi agenda bersama. Ketua KPI Aflina Mustafainah, mengatakan banyak caleg perempuan yang memiliki kompentensi dan kapabilitas. Dia berharap, semua pihak, bukan hanya perempuan, ikut memilih caleg-caleg perempuan itu. "Biar pun perempuan kalau mereka tak punya kapabilitas, tidak apa-apa tidak dipilih. Tetapi, jika mereka potensial, marilah kita bersama-sama mendu...

Ayo Bersatu Pilih Caleg Perempuan

Monday, 09-03-2009 Seruan KPPI pada Hari Perempuan Sedunia Makassar, Tribun- Sejumlah politisi perempuan yang bergabung dalam Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Sulsel dan aktivis pemerhati gender yang bernaung di Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Makassar menyerukan untuk memilih caleg perempuan pada pemilu legislatif, 9 April mendatang. Seruan ini juga terkait memperingat 8 Maret sebagai Hari Perempuan se Dunia. "Saatnya perempuan diberi kesempatan menunjukkan kemampuannya di parlemen," kata Iriani S Busthami, caleg PBR Sulsel, saat berkunjung ke Tribun, Minggu (8/3). Sejumlah mantan anggota KPU Sulsel terlibat langsung dalam advokasi mengantar caleg perempuan ke parlemen. Di antaranya Tenri A Palallo dan Maqbul Halim. Mantan anggota KPU yang juga akademisi Unhas, Dr Darwis, menjabat direktur eksekutif LSKP Makassar. "Caleg perempuan harus terjun langsung mengawasi TPS. Sistem suara terbanyak berpotensi menimbulkan manipulasi suara. Pengawasan ekstra ketat ...

KPU Harus Berani dan Jujur

Senin, 2 Maret 2009 Ulasan MENGANTISIPASI tingginya suara batal maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus berani, jujur, dan berterus terang bahwa mencontreng bukan satu-satunya cara menandai yang sah. Namun beberapa alternatif seperti mencoblos, menggaris, mencoret, menyilang, itu juga sah menurut undang-undang. Selama ini, KPU terkesan tidak jujur dan menutupi hal mencoblos itu. Padahal sebaghian warga lebih terampil mencoblos ketimbang mencontreng. Apalagi, menandai dengan pulpen itu adalah cara yang asing bagi mereka. Karena itu, KPU harus menyiapkan alat mencoblos pada bilik suara di TPS. Denagn tidak disiapkannya alat coblos di TPS maka KPU telah mengabaikan undang-undang tentang sahnya mencoblos itu. Dengan adanya peraturan pemerintah tentang mencoblos dan mencoret dua kali juga sah maka perangkat kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di TPS wajib menyampaikan itu kepada wajip pilih sebelum memasuki TPS. Intinya, KPU harus memanfaatkan sisa waktu agar suara batal dapat dik...