Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2008

KPU Minta Pilkada Makassar Dimajukan Oktober

Sabtu, 23-02-2008 Makassar, Tribun - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar dan Pemkot Makassar akan meminta kepada KPU Pusat agar Pilkada Makassar yang awalnya dijadwalkan pada Desember dimajukan pelaksanaannya pada Oktober atau November 2008. Ini dilakukan KPU Makassar untuk mengantisipasi padatnya jadwal pilkada. Sebab pelaksanaan Jadwal pilkada Makassar berdekatan dengan pilpres 2009, kata Ketua KPU Makassar, Zulkifli Gani Otto, Jumat (22/2). "Kalau tidak dipercepat, kami akan kesulitan menyiapkan dua pilkada yakni Pilkada Makassar dan pilpres. Kami usulkan dimajukan Oktober atau November," ujarnya pada Tribun. Ia menambahkan, usulan ini akan disampaikan pada KPU Pusat setelah berkonsultasi dengan Pemkot Makassar. Untuk itu, KPU Makassar telah meminta pemkot merampungkan segera daftar pemilih di Makassar. Awal pekan lalu, Selasa (19/2), tanpa dihadiri Ketua KPU Zulkifli Gani Ottoh, tiga anggota KPU Makassar (Pahir Halim, Maqbul Halim, dan A Syahrir Makkuradde) menggel...

Menuju 01 Makassar 2008

Saya sudah menyaksikan berbagai baligo, spanduk dan poster yang menjajakan wajah orang-orang yang yakin dapat terpilih menjadi walikota atau wakil walikota. Semuanya beragam, tergantung dari seragam yang mereka gunakan, atau panorama yang melatari gambar/foto mereka. Ada tiga dari mereka yang menurutku adalah sahabatku: Adil Patu, Ilham Arief Sirajuddin, dan Zulkifli Gani Ottoh. Selebihnya adalah teman saya juga seperti Jaffar Sodding, Abraham Samad, dan Busra Abdullah. Ilham adalah ketua DPD Partai Golkar Kota Makassar. Sebelum ia terpilih sebagai walikota Makassar melalui Perlemen tahun 2004, ia adalah calon anggota terpilih DPRD Kota Makassar melalui Pemilu Legislatif 2004 dari Daerah Pemilihan (DP) III: Kec. Panakkukang dan Kec. Manggala. Ketika itu, ia juga sudah menjabat sebagai ketua DPD Partai Golkar Kota Makassar. Pada Pemilu 1999, Ilham juga terpilih untuk duduk sebagai wakil rakyat di perlemen propinsi Sulsel untuk tahun 1999-2004. Ketika ia menjadi legislator itu juga, saya...

Ilham Bingung Saat Mengundurkan Diri

DPRD: Kami Juga Bingung MAKASSAR, BKM -Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengaku bingung dengan aturan mengenai waktu penyampaian pengunduran dirinya sebagai Walikota Makassar. Sesuai aturan, seorang kepala daerah yang akan mengakhiri kepemimpinannya mesti melaporkan pengunduran dirinya ke DPRD paling lambat enam bulan sebelum masa jabatannya berakhir. Namun, meski telah melaporkan akan berakhirnya kepemimpinannya, seorang kepala daerah seperti yang tersebut dalam UU No. 32/ 2004 tetap dipersilakan untuk melanjutkan masa jabatannya sampai berakhir periodenya. Kebingungan Ilham didasari oleh adanya perintah UU yang mewajibkan daerah yang mengakhiri masa tugasnya pada 2009, mesti memajukan jdawal pemilihannya ke Desember 2008 atau paling tidak ke 2010, seperti yang terjadi pada Makassar. Ilham sendiri baru berakhir masa tugasnya pada 8 Mei 2009. "Mei 2009 tugas saya berakhir sebagai walikota. Nah, dijadwalkan November surat dari pusat datang sedang Pilwali direncanakan Desemb...

Surat Terbuka buat Kapolwiltabes Makassar

MELALUI kolom terbuka ini, saya ingin bertanya kepada Bapak Kapolwiltabes Makassar tentang sikap anak buahnya di lapangan. Jelasnya, apa sikap Bapak Kapolwiltabes apabila ada personelnya yang bertugas di kawasan KTL persimpangan Jl. Pettarani dan Urip Sumoharjo, membiarkan pengendara mobil menerobos lampu merah? Sebaliknya, membentak pengendara mobil yang melintas ketika lampu hijau menyala, dan memberi jalan kepada penerobos lampu merah tersebut? Untuk lebih jelasnya, personel yang saya maksud bernama LP Payung. Kejadiannya pada Jumat, 15 Februari dan pelaku atau penerobos lampu merahnya adalah mobil dengan nopol DD 8035 BE. Dan agar lebih jelas lagi, sebenarnya yang mendapat bentakan dari bapak LP Payung itu adalah saya sendiri. Di tempat kejadian, saya sebenarnya sudah meinta kepada Pak Payung agar saya ditilang dengan menyodorkan SIM dan STNK kendaraan karena saya berkesimpulan bahwa diri saya dipersalahkan akibat bentakannya. Tapi ia hanya bingung dan kemudian kembali menghardik. ...

Jenguk Pemilu Pilkada Bone

Saya baru saja tiba di Makassar dari menyaksikan hari pencoblosan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bone di Kota Watangpone. Saya menyaksikan dan merasakan beberapa hal menarik, namun bukan tentang masalah-masalah pilkada tersebut. Saya berangkat berombongan, ada Yusuf Pani (Kasubag Teknis KPU Makassar), Andi Syahrir Makkuradde, dan Nurjaya Said (Opi), dan pak Syam yang menyetir mobil. Kesan lain mulai saya rasakan ketika tengah dalam perjalanan menuju Kabupaten Bone. Ketika mampir rehat di Rumah Makan MANDIRI, daerah Camba, Kab. Maros, mata saya tertuju pada dinding rumah kaca yang dipenuhi kalender dan poster orang-orang yang merasa dirinya bisa menjadi calon bupati dan kemudian yakin pula akan terpilih sebagai bupati atau wakil. Salah satu yang menarik adalah kalender yang memuat gambar Hendra Sudrajat, Anggota KPU Soppeng (2003-2008). Kalender itu menampilkan foto-foto berbagai kegiatan sosial Hendra dan kegiatan-kegiatan lain sebagai anggota KPU Soppeng maupun sebagai pen...

Dua Anggota KPU Makassar Pantau Pilkada Bone

Minggu, 17-02-2008 | 13:55:51 Laporan: Jumadi Mappanganro, jum_tribun@yahoo.com Watampone, Tribun - Dua anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar yakni Maqbul Halim dan Syahrir Makkuradde saat ini sedang memantau jalannya pencoblosan hingga penghitungan suara di Kabupaten Bone. Keduanya memantau secara terpisah. Maqbul siang ini sedang berada di TPS 4, Kelurahan Watampone, Kecamatan Tanete Riattang, tempat pencoblosan calon Bupati Bone incumbent Idris Galigo. Sedangkan Syahrir sedang memantau jalannya penghitungan suara di Kelurahan Manurungnge, dekat rumah adat Bone, Bola Soba. Kedua anggota KPU Makassar itu telah berada di Bone, Sabtu (16/2) malam. Keduanya menginap di Hotel Arta Inn, Jl Ahmad Yani, Watampone.(*) Sumber: http://www.tribun-timur.com/view.php?id=64423&jenis=Makassar Akses tanggal: 17/02/2008

Yang terhormat Kapolwiltabes

Apa sikap pimpinan Polwiltabes apabila ada personelnya (L.P. Payung) yang bertugas di kawasan KTL persimpangan Jl Pettarani dan Jl Urip pada Jumat, 15 Februari lalu yang membiarkan pengendara mobil dengan nopol DD 8035 BE menerobos lampu merah tetapi tidak memberi tindakan. Polisi yang bernama L.P. Payung ini justru membentak pengendara mobil yang melintas ketika lampu hijau agar memberi jalan kepada penerobos lampu merah tersebut. Di tempat kejadian, saya meminta kepada Pak Payung agar saya ditilang dengan menyodorkan SIM dan STNK kendaraanku karena saya berkesimpulan bahwa diri saya dipersalahkan akibat bentakannya. Tapi, ia hanya bengong dan kemudian kembali menghardik. Saya kecewa karena ia tidak tegas terhadap penerobos lampu merah tersebut. Pada hari itu, saya adukan perilaku Pak Payung kepada Kasatlantas Polwiltabes Makassar. Saya lebih kecewa lagi karena Pak Kasatlantas sendiri tidak bersikap tegas, menyalahkan atau membenarkan tindakan anak-buahnya yang bernama L.P. Payung itu...

Gara-gara Zebra, Perempatan Tol-Pettarani Macet Total

Jumat, 15-02-2008 | 15:24:48 Laporan: Andi Syahrir. tribuntimurcom@yahoo.com Makassar, Tribun - Gara-gara sebuah mobil Zebra dengan nomor polisi DD 8035 BE menerobos lampu merah, perempatan Jl Tol Reformasi-Jl AP Pettarani macet total, saat ini. Ini berawal ketika Zebra dari arah DPRD Sulsel di Jl Urip Sumoharjo nekad menerobos lampu merah di perempatan tersebut. Sementara karena lampu hijau dari arah Jl AP Pettarani sudah menyala, kendaraan pun langsung bergerak, termasuk mobil milik anggota KPU Makassar, Maqbul Halim. Karena sama-sama jalan, kedua kendaraan bertemu di tengah-tengah. Lalu, disusullah berentetan kendaraan lain di belakangnya. Karena saling ngotot, ketika lampu lalu lintas berubah sebaliknya, arus lalu lintas pun menjadi macet. Bukannya berupaya mengatasi kemacetan dan mencoba saling mengalah, para pengendara yang terjebak macet ini malah saling menyalahkan. Hingga saat ini, mereka masih berdebat. Dan situasi lalu lintas masih macet dan bakal kian panjang mengingat pere...

KPU Makasar Blank Pelaksana Pilkada

Kamis, 14-02-2008 Makassar , Tribun - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar hingga kini masih 'blank" atau belum mengetahui siapa yang akan menangani Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Makassar yang rencananya akan digelar akhir 2008 mendatang. Soalnya, hingga kini, KPU Pusat belum mengeluarkan pentunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pilkada di kabupaten/kota se-Indonesia. KPU masih menunggu keputusan DPR-RI yang membahas masalah anggaran pilkada. Anggota KPU Makassar, Pahir Halim, mengatakan, jika jadwal pilkada berlangsung normal pada bulan Desember, maka pelaksananya adalah anggota KPU yang baru dipilih. Namun jika pilkada dimajukan pada bulan Oktober, maka pelaksananya adalah anggota KPU lama. Pascahengkangnya Tanri A Palallo ke KPU Sulsel, di Makassar kini sisa empat pelaksana. Zulkifli Gani Ottoh (ketua), Pahir Halim, A Syahrir Makkuradde, dan Maqbul Halim. Zulkifli kini sudah menyebar spanduk dan alat peraga sosialisasi bergambar dirinya untuk bersaing di Pilkada ...

Papernas Datangi KPU Makassar

Kamis, 31-01-2008 Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas) Makassar, yang beranggotakan sekitar puluhan warga dari berbagai unsur, mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar, Rabu (30/1). Mereka meminta agar KPu memberikan peluang kepada calon independen. Aksi demonstrasi, dengan membawa spanduk bertuliskan Papernas DPD II Makassar, menyerukan calon independen sekarang juga atau tunda Pilkada Kota Makassar. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Papernas, Muh Basri Tahir, dalam orasinya mengatakan calon independen atau calon perseorangan dalam pengertian pencalonan kepala daerah, itu berarti tidak perlu melewati saluran lama yang hanya menggunakan satu pintu, yaitu partai-partai yang memiliki kursi di DPRD tapi cukup melalui sejumlah dukungan dari rakyat. "Langkah politik yang maju berupa politik yang lebih demokratis, harus kita apresiasi, terlebih sebelumnya juga sudah diloloskan UU pemilihan langsung dari Ketua RT sampai Presiden. Dengan munculnya peluang calon independ...