Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2007

Foto Tanpa Kisah

Gambar
Oleh Maqbul Halim (23 Januari 2007) Seseorang, biasanya amat bahagia ketika menyimak foto dirinya. Bangga berbaur bahagia ketika disimak oleh anggota keluarga sendiri. Congkak campur bangga ketika disimak oleh tetangga-t etangga. Angkuh nan congkak ketika disaksikan pada dinding pos kamling. Congkak lagi jumawa tatkala foto diri terpajang di mulut gang. Jumawa dan “rendah diri-memohon” saat tegak-jangkung di persimpangan jalan. Lisa Gherardini, wanita dibalik lukisan Mona Llisa, haru apa gerangan yang ia alami andaikan masih hidup hingga kini. Rupa Monalisa dari tangan Leonardo Da Vinci telah disepakati para ahli sebagai pemberian Mona Llisa (juga pelukisnya) kepada dunia. Llisa tidak sedang menanti. Ia bisa mengelak dari suatu nasib. Tapi ia tak bisa menjadi subyek terhadap takdirnya. Ia tidak bisa menikmati decak kagum dan teka-teki sang maestro dan ahli di kemudian hari setelah seluruh umat gereja propinsi Florence menghadiri pemakamannya pada Juli 1542. Dalam lingkaran bingkai yang...

Cara Media Memberitakan Maula

Gambar
(Tinjauan terhadap Berita-berita tentang Kasus Penjualan Ex Gudang Farmasi) Oleh Maqbul Halim Arya Gunawan, bekas reporter Radio BBC London pada diskusi Perkembangan Mutakhir Jurnalisme, di Universitas Indonesia, Depok, 30 Agustus 2006 mengatakan dalam makalahnya “Jurnalisme Baru, Kembalilah ke Akar”, bahwa perubahan memang tengah berlangsung. Maksud Gunawan adalah perubahan dalam dunia jurnalisme, yakni jurnalisme radio, televisi, dan online web. Oleh karena itu, mestikah juga media cetak seperti pada Suratkabar, Majalah, dan sebagainya direparasi agar bisa ikut beriring mengikuti jejak perkembangan jenis media lainnya. Ia mengatakan bahwa sebagian besar dari perubahan itu berisi keprihatinan. Siasat dan inovasi memang mutlak diperlukan. Namun di atas semua itu, nilai jurnalistik (untuk selanjutnya, saya tetap menggunakan kata “jurnalisme”) yang asasi tetaplah harus menjadi pertimbangan utama. Khalayak pembaca perlu terus menerus diyakinkan bahwa para pengelola suratkabar adalah orang...

Masjid (dan) Orang Miskin

Gambar
Oleh Maqbul Halim Suwarno, sebagian sangat kecil orang mengenalnya sebagai aktivis KNPI Sulsel. Orang-orang mungkin menduga lelaki setengah baya ini lebih banyak membelanjakan waktunya di warung kopi. Tetapi ucapannya mengejutkan masjid-masjid, rumah ibadah umat Islam yang oleh Al-Qur'an diklaim sebagai rumah Tuhan. Ucapannya adalah sebuah pernyataan yang berhak ditakzimkan pencinta dan pemilik rumah Tuhan. Padahal, jarak antara Suwarno dan masjid-masjid memang sulit ditaksir ke dalam suatu derajat. Rumah Suwarno, warung kopi itu, adalah petunjuk yang bisa memberitahu. Tak ada warung kopi yang rela berdampingan dengan masjid. Juga, tak ada masjid yang berusaha beringsut mendekat ke warung kopi. Di atas jarak ini, Suwarno membiarkan dirinya menggumam tentang perilaku jumawa sebagian besar masjid. Menurutnya, dimana-mana Rumah Tuhan yang mewah nan agung itu dikepung oleh bedeng-bedeng kumuh yang mewakili kemiskinan dan kemelaratan, zuhud dan papa. Rumah bedeng yang kumuh berlatai tan...

Dana Pilkada Ulang Rp40 M

Rabu, 26 Desember 2007 KPU Sulsel Bahas Strategi MAKASSAR— Keputusan Mahkamah Agung (MA) terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) ulang, ternyata membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Anggaran yang dibutuhkan untuk menggelar “pesta” ulang demokrasi itu, ditaksir Rp40 miliar yang mencakup pengulangan 12 tahapan yang ada dalam proses pilkada. Lalu, apakah dana Rp40 miliar itu sudah cukup? Ternyata, jawabnya belum. Itu karena biaya untuk pengamanan belum termasuk dalam estimasi biaya sebesar Rp40 miliar tersebut. Apalagi, diperkirakan, penyelenggaraan pilkada ulang ini butuh biaya pengamanan yang ekstra. Dengan demikian, secara otomatis, biaya pengamanan juga dipastikan membengkak. Anggota KPU Sulsel, HM Darwis yang dikonfirmasi soal biaya pilkada ulang mengaku bahwa KPU Sulsel memang belum pernah menghitung berapa dana yang akan digunakan. Kendati demikian, Darwis memperkirakan, kebutuhan anggarannya memang pada kisaran Rp40 miliar. “Kebutuhan itu belum termasuk biaya pengamanan dan pen...