Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2002

Pesona Kekuasaan

Pesona kekuasaan, tak akan pernah pasrah membuat kalap mata pemangsanya. Pesona kekuasaan adalah tempat duduk, di mana setiap orang yang memilikinya, dapat menyapa setiap orang yang dikehendaki. Juga yang tidak dikehendaki. Katakanlah ia—pesona kekuasaan itu—adalah sebuah kursi. Orang yang mendudukinya, akan secara sengaja dan seksama dalam posisi duduk yang khidmat mengayungkan kaki, untuk menendang atau melangkah ke suatu tujuan misalnya. Pada 1994, rezim kuat Soeharto di bawah panji Orde Baru sungguh terampil memutar roda mesin kekuasaannya. Maka, setelah itu, dengan mata sembab dan hati pilu, bangsa Indonesia menyaksikan TEMPO, DETiK, dan EDITOR terkapar digilas mesin yang berputar di bawah “kursi”. Publik kehilangan mata dan telinga untuk sampai ke realitas dan peristiwa “Indonesia” sesungguhnya. Pers, atau media massa, sebagai mata dan telinga publik untuk mencapai peristiwa yang tak tersedia dalam kesempatan semua orang, meratap di atas ketakberdayaan. Betulkah tidak berdaya? Go...