Oportunis
Oleh Makcbulatov Makassar, 28/5/98 Labil, oportunis, plin-plan, bermuka dobel, adalah lazim dalam nuansa ketidak-pastian. Relativitas pendirian, paling tidak, bukan kesalahan. Semua orang menginginkan dirinya selamat, bahkan di luar dugaan dapat menjadi pahlawan. Keprihatinan para budayawan, bagaimana usaha membangun harga diri bangsa dengan cara beradab. Kelaziman manusia sebentuk di atas, perlukah disebut beradab. Sisi gelap seperti ini menghantui pahlawan, yang seratus persen penuh perjuangan. "Pahlawan gadungan," sebut Mohamad Sobari, "macam ini selalu hadir setelah jelas siapa pemenang." "Bagaimana menjelaskan hal ini?" tanya mahasiswa demonstran di Lapangan Karebosi, Ujungpandang dalam aksi demonstrasi menuntut reformasi Mei 1998. Saya rasa tak seorangpun waras pikirannya. Apalagi di tengah kesempatan. Orde Baru dihancurkan oleh kesempatan nyeleweng. "Prinsip" jauh lebih kurang penting ketimbang kelestarian peran dan kehendak. Orde Baru tid...