SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Senin, 12 Agustus 2024

Obral-Kata: Kotak-kotak di Pilgub Sulsel 2024

Maqbul Halim


Kotak Kosong


Paslon Sudirman-Fatma bakal melaju tanpa lawan di Pilgub Sulsel 2024. Untuk sementara, seperti itu kabarnya. Tersisa PKB dan PDI Perjuangan yang sampai sekarang tetap berdiri tegar menolak mendukung Paslon Sudirman-Fatma. Partai PPP yang terus meyakinkan dirinya dan publik mendukung pencalonan Danny Pomanto, mulai terlihat sosoknya di kubu Sudirman-Fatma. 


Pada sisi lain, Danny Pomanto yang diklaim publik sebagai penantang Amran Sulaiman (berikut adiknya yang bakal Cagub, Sudirman Sulaiman) di Pilgub Sulsel 2024, mengakui bahwa ada kesulitan membangun koalisi parpol yang akan mencalonkannya. Kesulitan itu bukanlah berasal parpol itu sendiri. 


Kubu Danny mengklaim diri sebagai pelindung nafas demokrasi di Pilgub Sulsel 2024. Jika Danny tidak mampu menembus kekuatan tembok besar untuk menjadi cagub di Pilgub Sulsel 2024, kata klaim kubu Danny, maka demokrasi di Sulawesi Selatan bakal "tutup usia", dan Sulawesi Selatan bakal tanpa kemajuan dan akan terus mundur. 


Tema darurat yang diusung Danny saat menjamu makan malam para pimpinan DPW PPP Sulsel, DPW PDI Perjuangan Sulsel, dan DPW PKB Sulsel di kediaman Danny, Minggu (4/8), adalah Selamatkan Demokrasi di Sulsel dan Selamatkan Sulawesi Selatan. Tema darurat ini secara tidak langsung menggambarkan rapuhnya koalisi parpol yang dibangun Danny Pomanto. Tidak tampak narasi membangun Sulawesi Selatan. 


Sementara, pihak Sudirman Sulaiman juga tidak menyerah menyakinan publik bahwa mereka juga berkomitmen tinggi menjaga dan menghidupkan demokrasi di Sulsel. Terakhir, mereka tunjukkan komitmen itu. Mereka menggambarkan pihaknya dalam posisi sulit, yakni tidak mungkin menolak Partai PPP yang dirumorkan menyerahkan diri ke kubu Sudirman Sulaiman. 


Kita juga sudah tahu adanya pernyataan resmi di pihak Sudirman Sulaiman tentang hal ini, bahwa jika mereka menerima "penyerahan diri" Partai PPP tersebut, maka Paslon Sudirman-Fatma bakal tanpa lawan di Pilgub Sulsel 2024. Di sini dapat dipahami bahwa inisiatif Partai PPP bergabung ke kubu Paslon Sudirman-Fatma, pada dasarnya berasal dari Partai PPP itu sendiri.


Artinya, Partai PPP-lah yang menentukan hidup matinya demokrasi di Sulsel, bukan kubu Sudirman Sulaiman. Jika Partai PPP tetap bersama Danny Pomanto, maka demokrasi di Sulsel akan tetap hidup, Sulawesi Selatan terselamatkan. Jawaban terbaik untuk ikhwal demokrasi di Sulsel saat ini, dengan demikian, ada pada keputusan Partai PPP nantinya.


Pertanyaannya sekarang, apakah Partai PPP berniat menyelamatkan demokrasi di Sulsel, menyelamatkan Sulawesi Selatan? Jika Partai PPP berniat namun tidak mampu untuk itu, tentu ini juga masalah yang, lagi-lagi hanya Partai PPP sendiri yang tahu. Jika Partai PPP punya rencana tidak mau menyelamatkan, lagi-lagi, Partai PPP juga yang lebih tahu.


Sekali lagi, tanggung jawab penyelamatan demokrasi di Sulsel dan Sulawesi Selatan, bukanlah berada di pihak Danny Pomanto, Pihak Sudirman Sulaiman, bukan pula di KPU, di bawaslu, di masyarakat Sulsel, melainkan ada pada pundak Partai PPP. Di sinilah kita tunggu komitmen Partai PPP.


Kembali ke posisi Danny Pomanto, walikota Makassar ini sudah berusaha sedemikian rupa agar bisa menjadi calon gubernur. Sebagai manusia, ia sudah merencanakan menyelamatkan Sulawesi Selatan dan demokrasi di Sulsel. Namun, istilah keren anak lorong di Makassar, manusia merencanakan, uang yg menentukan. Yaa, uang dan Partai PPP, tentunya.


Kabarnya, kubu Sudirman Sulaiman siap dengan semua opsi: siap melawan calon, dan atau siap melawan kotak kosong. Yang mereka tidak siap adalah melawan keinginan Partai PPP untuk bergabung mencalonkan Sudirman-Fatma di Pilgub Sulsel 2024. Partai PPP itu ibarat di tamu di rumah Pemenangan Sudirman-Fatma, yang datang secara baik-baik, namun (mungkin) masih sungkan.


Konon, PDI Perjuangan dan PKB tidak akan mundur sesenti pun di Pilgub Sulsel 2024. Kedua partai ini tegas: tidak akan ada calon tunggal, dan tidak akan ada kotak Kosong. Tapi, apa daya kedua partai ini jika Partai PPP berkehendak lain. Mungkin kubu Sudirman sudah punya argumen, "Kami sudah berdoa agar tidak ada kotak kosong." Tapi, bagaimana jika doa itu tidak dikabulkan!


Nah, demikian obral-kata sore hari ini. Ada adagium mengatakan: jika seseorang menyandarkan harapannya kepada calon kepala daerah di Pilkada untuk mendapatkan kesejahteraan, maka orang itu akan kehilangan harapan dan kesejahteraannya. []


Makassar, 12 Agustus 2024

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim